
Maya Romantin nama lengkap saya, Romantin yak bukan Romantis atau Romantika… hehhe.. boleh panggil maya, mamai, aya , atau roman.. #eh. Lahir 19 tahun lalu di Kota Tahu “Sumedang” pada tanggal 4 Juni 1993 merupakan bungsu dari empat bersaudara pasangan Bapak Undang Abdullah dan Ibu Tia… (lengkap kan.. ^_^).
Oh iya, saya mahasiswa semester empat di kampus unik STEI SEBI jurusan Akuntansi syariah. Tapi walaupun secara akademik terlanjur berkecimplung di hitung-hitungan, tapi kuliah tidak menyurutkan bakat dan minat saya dalam kepenulisan fiksi. Hobi yang udah tertanam sejak Sekolah Dasar ini ( pernah SD juga.. hehehe) ternyata gak hilang begitu aja, malah sejak kuliah di STEI SEBI bakat menulis saya semakin terasah melaluiseminar-seminar dan forum kepenulisan seperti di ormawa IsEF SEBI ( sebagai anggota manajemen internal) dan peserta pelatihan Batre 11 di Forum Lingkar Pena Depok.
Alhamdulillah, selama menjadi mahasiswa STEI SEBI sudah tiga buah cerpen yang mendapat apresiasi sebagai juara , diantaranya :
Juara 3 Pegas IPB (2012), cerpen judul “Mata Hati Yang Tertutup (Batik Afifah)
Juara 4 cerpen Asuransi Syariah MES & Allianz (2013) dengan judul “Karena Kau Lindungiku)
Juara 2 cerpen SEBI Fair (2013) dengan judul “Wanita Yang Dibeli”..
Nah itu kiranya sekilas tentang saya, ada yang ditanyakan? ^_^ hubungi
Email : mamai_ayya@yahoo.com
Fb : Maya Romantin
Twitter : @el_kharismaya

![PEMULUNG INI KEMBALIKAN EMAS RP. 300 JUTA KEPADA PEMILIKNYA
Islamedia - Keterbatasan ekonomi tak membuat Ahmad (17), seorang pemulung di Denpasar, Bali, tergiur dengan barang yang bukan miliknya. Remaja asal Desa Kesambi Rampak, Kapongan, Situbondo, Jawa Timur, ini beberapa hari lalu mengembalikan tiga kotak berisi perhiasan emas senilai Rp 300 juta yang ditemukan di bak truk sampah kepada pemiliknya.
Saat Kompas.com bertandang ke tempat kerja sekaligus tempat tinggalnya di Bank Sampah Arta Ayu, Jalan Kendedes, Denpasar, Sabtu (6/3/2013) siang, Ahmad dengan senang hati berbagi cerita tentang pengalamannya tersebut.
"Kalau enggak salah hari Selasa. Di atas (bak truk) sampah ada tiga kotak seperti kotak yoyo isinya emas. Karena takut salah, saya tunggu (simpan) dulu," ujarnya.
Putra ketiga dari tujuh bersaudara pasangan Sali dan Akmauwiyah ini kemudian melaporkan penemuan ini kepada bosnya, pemilik Bank Sampah, Made Raka.
Tak lama setelah kembali ke tempat kerjanya, ada seorang perempuan bernama Desak Putu menanyakan tiga kotak perhiasan emas tersebut. Awalnya, Ahmad dan Made Raka tak langsung memberikan karena belum ada bukti Desak adalah pemiliknya.
"Terus dia sebutin ciri-cirinya satu per satu, benar semua. Akhirnya dikembalikan," ujar remaja lulusan MTs Nurul Hikam, Kesambi Rampak, Situbondo, ini.
Kotak perhiasan itu berisi cincin, kalung, gelang, dan sebuah keris yang nilainya mencapai Rp 300 juta. Atas kejujurannya, sang pemilik perhiasan memberikan sejumlah uang tunai dan bahan pokok kepada Ahmad.
Ketika ditanya, mengapa ia mengembalikan emas bernilai ratusan juta itu, Ahmad mengatakan, "Kita orang sampah, tapi hatinya harus lebih besar."
Remaja yang baru sebulan tinggal di Bali ini mengaku lebih senang mendapatkan kepercayaan dari orang dan saudara baru di tanah rantau daripada harta melimpah yang tidak halal.[tribun]](http://sphotos-d.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/s480x480/933939_565237533508329_1128271792_n.jpg)

